blog post

Wakaf Al Azhar Kairo

Post On Wednesday, 21 August 2024

Adalah Universitas Al Azhar, dibangun pada tahun 970 Masehi silam, awalnya hanyalah sebuah masjid yang dimanfaatkan sebagai tempat dakwah dan majelis ilmu. Namun, seiring dengan tingginya semangat para pencari ilmu kala itu, masjid itupun kemudian bertransformasi sebagai fasilitas pendidikan dari tingkat dasar sampai universitas. Selama 1000 tahun lebih, Al-Azhar telah menjadi benteng ilmu pengetahuan Islam. Puluhan ribu mahasiswa datang dari seluruh dunia untuk menimba Ilmu dari para ulama Al-Azhar. Ketika pulang ke Tanah Air masing-masing, mereka menjadi duta Al-Azhar dalam menyebarkan ajaran Islam.Di antara ulama terkenal yang dikaitkan dengan Al-Azhar adalah Ibnu Khaldun, Ibnu Hajar Al-Asqolani, Al-Sakhowi, Ibnu Taghribardi, hingga al-Qolqoshondi. Yang menarik adalah, Al-Azhar sebagai lembaga pendidikan terkemuka, tidak sepeserpun menarik iuran dari mahasiswanya. Bahkan setiap tahunnya, universitas yang berumur lebih dari seribu tahun ini, memberikan beasiswa bagi ribuan mahasiswanya.Tak cuma itu. Al-Azhar juga menerbitkan kitab atau buku agama, dan buku lainnya secara gratis. Kalaupun tidak, buku-buku dijual dengan harga yang sangat murah. Bagaimana Al Azhar bisa melakukan hal tersebut? Khalifah al-Hakim Biamrillah adalah yang pertama kali menggagas wakaf harta, untuk kelangsungan Universitas al-Azhar. Upaya sang khalifah, lantas diikuti pemimpin-pemimpin Mesir berikutnya. Dengan harta wakaf itulah, lembaga itu dapat terus berkembang. Badan wakaf al-Azhar sampai kini masih aktif menyokong dan mengelola harta wakaf yang diperuntukkan untuk beasiswa, asrama mahasiswa, dan kegiatan-kegiatan lainnya sesuai visi pendidikan kampus tersebut. Menurut Doktor Abdul Aziz Kamil, mantan menteri waqaf dan urusan Al-Azhar Mesir, Perjalanan Al-Azhar dari sebuah masjid dan ruwaq, asrama sederhana untuk mahasiswa hingga menjadi besar, tak lepas dari peran umat Islam. Umatlah yang menyumbangkan dananya melalui amal jariah, termasuk wakaf, baik wakaf uang, harta benda, tanah, maupun gedung. Tentu saja, dengan izin Alloh Sub-hanahu wa ta'ala, keberhasilan Al-Azhar, bukan sekadar karena kemurahan hati donaturnya, melainkan juga lantaran kepiawaiannya dalam mengelola dana wakaf. “Ada dua unsur penentu dalam keberhasilannya, yakni faktor manusia dan undang-undang. Di sana, pengurus wakafnya dikenal adil, jujur, dan amanah.” Demikian penjelasan Doktor Abdul Aziz Kamil. Aset wakaf Al-Azhar: berupa sawah 102 juta meter persegi, 120 ribu perumahan, 22 perusahaan, pabrik, dan Bank Faishol al-Islamy al-Mashri, bank syariah pertama di Timur Tengah. Masih menurut Doktor Abdul Aziz Kamil, dana wakaf yang dikelola Al Azhar mencapai sepertiga kekayaan Mesir!.” Pada tahun 2021 lalu, Al-Azhar menerima mahasiswa baru sebanyak 106.017 mahasiswa secara gratis. Masih banyak kegiatan selain itu, yang semua didanai oleh wakaf, termasuk mengirimkan duta-duta islam untuk menyebarkan Islam di berbagai negara. Lalu, Bagaimana dengan JSIT Indonesia ? Kontributor: wiyotonugros , dari berbagai sumber